Aturan  pertama apabila wikimuers   ingin sukses dalam keuangan adalah  belanjakan uang lebih sedikit dari   pendapatan yang diperoleh. Jika  tidak bisa melakukan hal itu, anda tidak   akan pernah sukses dalam  keuangan, sekeras apa pun usaha anda, berapa   pun banyak waktu yang  anda habiskan untuk bekerja, berapa pun banyak   peluang-peluang yang  anda terima, atau berapa pun banyak uang yang   berhasil anda hasilkan.
 
Ini adalah aturan yang sederhana, dan kebanyakan orang menerimanya sebagai aturan yang masuk akal. Namun pada kenyataannya banyak orang tidak mempunyai tabungan dan banyak hutang, berarti aturan masuk akal ini tidak dipatuhi.
 
Berikut ini adalah 10 sebab yang menjadikan seseorang melakukan pembelanjaan yang berlebihan, dan mungkin saja ini juga terjadi pada saya dan anda :
Ini adalah aturan yang sederhana, dan kebanyakan orang menerimanya sebagai aturan yang masuk akal. Namun pada kenyataannya banyak orang tidak mempunyai tabungan dan banyak hutang, berarti aturan masuk akal ini tidak dipatuhi.
Berikut ini adalah 10 sebab yang menjadikan seseorang melakukan pembelanjaan yang berlebihan, dan mungkin saja ini juga terjadi pada saya dan anda :
- Menjaga status di mata orang lainFaktor psikologi memainkan peran yang besar di dalam kebiasaan belanja kita. Kita ingin merasa sukses atau lebih sukses dibanding orang-orang di sekitar kita. Kita membelanjakan banyak uang untuk menjaga gambaran itu di mata mereka. Padahal di dalam kenyataannya orang-orang itu juga tidak bisa membeli seperti yang dibeli oleh kita secara habis-habisan.
 - Menghindari kenyataanAdalah   mudah membelanjakan uang secara berlebihan apabila kita melupakan    rekening-rekening tagihan kita. Kebanyakan orang tidak acuh pada    situasi sesungguhnya dari keuangan mereka karena mereka ketakutan untuk    memperhatikan kekacauan yang sebenarnya terjadi. Dan itu menjadi lebih    mudah untuk sementara dengan menghindarinya. Mereka akan membayar    sejumlah pembayaran minimum dari kartu kredit dan kemudian menambah lagi    pemakaiannya atau membuka pinjaman baru lalu mengabaikan jumlah    keseluruhan hutang yang terus bertambah.
 - Menghitung uang yang belum pasti akan  diterimaBanyak  dari kita menghabiskan cadangan uang atau  meminjam sejumlah uang  dan  berharap mendapatkan lain sebagai ganti.  Misalnya ada rumor mengenai   bonus akhir tahun yang belum pasti  kebenarannya, atau THR dengan jumlah   tertentu. Kita sering terlalu  optimis tentang uang yang akan datang   berikutnya. Uang itu dibelanjakan  sebelum diterima, dan akhirnya – dan   ini sering terjadi – jumlahnya  tidak sebanyak yang telah dibelanjakan.
 - Uang plastik tidak sama rasanya dengan uang sebenarnyaPada umumnya kita akan belanja berlebihan di saat menggunakan kartu kredit dibandingkan dengan uang tunai. Ketika kita menggunakan kartu kredit dan kemudian kartu diserahkan kembali oleh kasir kepada kita setelah digunakan, tidak sama rasanya ketika kita membelanjakan uang tunai dan mendapati uang di dompet kita telah berkurang. Kartu kredit tetap utuh kecuali batas kredit terpenuhi, sedangkan uang tunai bisa lenyap.
 - Kepuasan segeraSemua ini mengenai sifat yang mendasar dari kita. Kita telah dibombardir oleh mentalitas yang ingin puas dengan segera. Seperti misalnya "Obat penghilang rasa sakit dengan cepat", "makanan siap saji", atau ada pesan iklan "beli sekarang, bayar kemudian". Apabila kita masih bersikap mental seperti itu, kita akan terus dimanfaatkan oleh produsen karena kita selalu menginginkan apa yang kita mau sekarang juga, tanpa mau tahu bagaimana nanti kita membayarnya.
 - Gaya hidup yang meningkat Banyak orang mengalami peningkatan biaya hidup seiring dengan peningkatan pendapatan mereka. Tapi tidak pernah terjadi hal sama apabila terjadi penurunan pendapatan. Apabila kita terbiasa dengan suatu gaya hidup tertentu, maka sangat sulit untuk menurunkannya, sekali pun situasi keuangan kita memburuk.
 - Lemah seperti anak-anak Barangkali masih ada sifat kekanak-kanakan kita yang tidak pernah bisa memegang uang dalam waktu lama karena tidak tahan dengan godaan dan selalu ingin segera menghabiskannya, atau kurangnya pemahaman keuangan menjadi suatu alasan kita membelanjakan uang secara berlebihan.
 - Perasaan akan kekuasaan Membelanjakan uang seringkali membuat orang merasa kuat dan berkuasa. Semakin banyak mereka berbelanja, semakin kuat dan berkuasa rasanya, dan satu-satunya cara untuk mendapatan kembali rasa berkuasa tersebut adalah dengan membelanjakan lebih banyak uang lagi.
 - Membuktikan harga diri 
Seseorang yang membeli sebuah mobil terbaru idaman banyak orang, misalnya, akan merasa telah membuktikan bahwa dia sudah menjadi orang yang sukses. Karena bagi sebagian orang apa yang dibelinya menjadi ukuran penghargaan orang lain terhadap mereka. - Tidak bisa berkata tidakSebagian  orang merasa  gagal ketika mereka tidak bisa memenuhi keinginan  orang  lain. Misalnya  mainan baru yang mahal yang sangat diinginkan   anak-anaknya, peralatan  rumah baru yang sangat diidamkan istrinya, atau   sebuah acara  jalan-jalan keluar bersama teman-teman lama. Sebagian  orang  sulit  berkata tidak, bahkan ketika mereka tidak bisa memenuhinya  sekali  pun.
 

blognya bagus ya... saya cici, mhsiswi di unrip bg fak hukum... thank's ya da di posting..
BalasHapuskami tgu artikel selanjutnya...
kami suka bro blog hukumnya... terus kembangkan lgi artikelnya..
BalasHapusby wawan sitompul mhswa UI fak hukum
blognya bagus bro...
BalasHapuslanjutkan...
by meiman harefa.